
Labuan Bajo, sebuah destinasi yang sering disebut-sebut sebagai surga kecil di ujung timur Indonesia. Pemandangan lautnya yang memesona, pulau-pulau eksotis, dan keindahan alam yang masih alami memang membuat siapa saja jatuh cinta pada pandangan pertama. Namun, sebagai seseorang yang pernah mencoba menjalani hidup di sini, bukan sekadar liburan, penulis ingin berbagi cerita: Labuan Bajo bukan tempat yang ramah untuk merantau, kecuali kamu benar-benar siap dengan beberapa tantangan berikut.
Harga Serba Mahal
Pertama-tama, harga barang dan makanan di Labuan Bajo benar-benar bisa bikin dompet menjerit. Bayangkan saja, untuk secuil kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, daging, atau bahkan mie instan, harganya jauh lebih mahal dibandingkan kota-kota besar di Jawa. Misalnya, sepiring basko di warung sederhana bisa mencapai Rp20.000-Rp30.000, belum lagi kalau ingin makan di tempat yang agak nyaman bisa tembus Rp35.000 ke atas. Ini karena banyak barang diimpor dari luar pulau, ditambah biaya transportasi yang tidak murah. Jadi, kalau kamu tidak punya tabungan cukup atau penghasilan stabil, siap-siap hidup hemat jadi keharusan.
Lalu, soal kos dan akomodasi, jangan harapkan harga bersahabat seperti di Jogja atau Bandung. Untuk kamar kos sederhana dengan fasilitas minimal seperti kipas angin dan kamar mandi luar, kamu harus merogoh kocek minimal Rp700 ribu per bulan. Kalau ingin yang lebih layak dengan AC dan kamar mandi dalam, bersiaplah keluar Rp1 juta sampai Rp3 juta. Belum lagi kalau kamu butuh tempat tinggal dekat pusat kota atau pelabuhan, harganya bisa melonjak lagi. Ini belum termasuk biaya listrik dan air yang juga tidak murah. Bagi perantau yang baru mulai, ini bisa jadi beban besar.
Hiburan Yang Terbatas
Selain itu, Labuan Bajo masih dalam tahap berkembang. Jangan bayangkan kamu akan menemukan fasilitas serba ada seperti di kota besar. Mall? Tidak ada. Bioskop atau tempat hiburan modern? Jauh dari harapan. Pilihan hiburan di sini lebih terbatas pada alam—trekking ke bukit, snorkeling, atau sekadar nongkrong di tepi pantai. Bagi yang terbiasa dengan ritme kota yang cepat dan penuh opsi, hidup di sini bisa terasa “sepi”. Infrastruktur seperti jalan, transportasi umum, dan akses internet pun masih jauh dari sempurna. kamu harus siap dengan kesabaran ekstra menghadapi koneksi yang kadang putus-putus.
Tapi Ada Hal Yang Menjadikan Labuan Bajo Berbeda Dengan Kota Lain
Tapi, ada sisi lain yang membuat Labuan Bajo punya daya tarik tersendiri. Lingkungannya sangat toleran dan ramah. Saya sering terkesan dengan sikap warga lokal yang hangat, terbuka, dan selalu siap membantu. Beragam suku dan agama hidup berdampingan dengan harmonis di sini, dan itu terasa dalam keseharian. Satu lagi yang patut diacungi jempol: tingkat kriminalitas di Labuan Bajo tergolong rendah. Kamu bisa jalan malam tanpa rasa was-was berlebihan, sesuatu yang jarang ditemui di banyak tempat lain. Keamanan ini jadi nilai plus besar, terutama bagi perantau yang ingin ketenangan.
Jadi, kalau kamu berniat merantau ke Labuan Bajo, pikirkan matang-matang. Siapkan tabungan yang cukup untuk menghadapi biaya hidup tinggi, mental yang tangguh untuk adaptasi dengan fasilitas terbatas, dan hati yang terbuka untuk menikmati sisi sederhana dan damainya. Labuan Bajo memang bukan untuk semua orang, tapi kalau kamu siap dengan tantangannya, tempat ini bisa jadi rumah yang menawarkan pengalaman tak terlupakan.
BACA JUGA:
Tinggalkan Balasan